Yamaha terjebak perang harga!Kalo sakit TBC jangan diberi obat batuk!!

Artikel kali ini Madev harus ucapkan terima kasih buat Mr. Wiyanto Sudjono, karena sudah memberi ide, lewat status sederhana beliau di facebook hehehe

Beliau mengupdated status dan memberikan link salah satu rekan blogger di status facebooknya http://potretbikers.com/2015/02/16/yamaha-over-panic-ngeluarkan-jurus-kick-back/ disertai pernyataan.

Kick back = obat batuk

kalo sudah sakit TBC kok dikasih obat batuk!

Isi artikel tersebut mengekspose screenshoot broadcast bbm team sales Yamaha Malang, yang membuat program penjualan baru, DP dan angsuran murah untuk Mio M3 agar tidak kalah dengan Honda Beat!!

Angsuran Yamaha Mio M3

 

Perang harga sungguh harusnya dihindari, Yamaha sendiri nyaris bangkrut di jepang sono karena meladeni perang harga dengan Honda. perang harga membuat kecemasan bagi perusahaan, dan sering membuat kemunduran dalam hal kualitas dan layanan terhadap konsumen, belum lagi profit yang terpotong, yang membuat perusahaan tidak mampu berkembang!

Lalu kenapa Yamaha masih menggunakan cara ini yang sebenarnya sangat tidak menguntungkan bagi mereka!

Kata pakar strategi perang China kuno Sun Tzu:”Seseorang yang tidak berpikir untuk menang akan bertindak defensif. Mereka yang berpikir akan menang selalu menyerang lebih dulu.”

perang harga harus dianalisa dengan cepat dan tepat, jangann buru-buru mengambil diagnosa, pilihlah dokter spesialis, jangan dokter-dokteran, yang nantinya malah salah diagnosa! seperti kata Mr. Wiyanto, sakitnya TBC tapi diberinya obat batuk, gejalanya mirip tapi penanganan-nya sangat berbeda!

Harusnya Yamaha tahu teori dasar perilaku konsumen! Konsumen itu membeli karena faktor emosi, dan dibenarkan oleh logika! saat tidak ada faktor emosional, maka konsumen hanya memakai rasio, pokoknya yang paling murah, diskonnya paling gede, bonusnya paling banyak!! HAJAAARRRR……

Yamaha Mio M3 dengan model cantik

Yamaha Mio M3 

alangkah bijaknya Yamaha memanfaatkan faktor emosi ini, daripada terjebak permainan yang tidak akan mungkin mereka menangkan! Faktor emosi ini banyak sekali.. kalo mau dijabarkan mah bisa kuliah umum 2 hari 2 malam deh hahahaaha, karena itu daripada saya capek ngetik panjang-panjang, yuk kita diskusi saja, monggo komentator-komentator setia mariodevan.com memberikan ide dan sumbangsihnya!

About mariodevan

Makhluk terlanjur ganteng hehehehe, kelahiran manado, dan besar di surabaya, menyebut profesinya sebagai digital entrepreneurship (biar keren hihihi) | Menyukai semua yang berbau Otomotif dan juga suka belajar ilmu Marketing! | Bloger yang konsen menulis mengenai Motor, mobil, Analisis marketing otomotif, Sport dan semua yang dekat di sekitar. |Ingin mengHubungi penulis bisa di mariodevan@gmail.com, 085648012040 (whatsapp) | Social Media official | twitter : @mario_devan | FB page : https://www.facebook.com/mariodevanblog | Instagram : mariodevan
This entry was posted in Marketing, Motor and tagged , , , . Bookmark the permalink.

60 Responses to Yamaha terjebak perang harga!Kalo sakit TBC jangan diberi obat batuk!!

  1. Kobayogas says:

    keknya banyak yang akan tidak setuju dengan kalimat ‘Yamaha nyaris bangkrut di Jepang sono’… soalnya yg ay tau dari beberapa blog bukannya Yamaha memimpin MS di sana? CMIIW loh hehe

    Tematis Honda HR-V: Membahas Sektor Mesin, Akomodasi dan Harga

    Like

  2. Kalau menurut ane sih ga masalh krn perang harga kan cuma di matik murah aja sebenarnya…..lagian harga murah kan pasti kwalitas part juga pasti ada penurunan……sy perhatiin kwalitas part yamaha dan honda mengalami penurunan kwalitas dr tahun2 sebelumnya……masa sih pabrik sebesar yamaha bangkrut????di luar logika

    Like

    • mariodevan says:

      Sony yang segitu besarnya menjual divisi vaio, bravia dan rencananya habis ini divisi Xperianya dijual…
      sharp yang terkenal dan besar dibeli panasonic dan divisi home apliancenya dibeli perusahaan china haier…

      brand legenda ferari pun sekarang dikuasai Fiat!!
      jadi jangan bilang pabrik sebesar apapun gak bisa bangkrut dan diluar logika… hehehehe
      hati-hati dengan perang harga!!

      justru karena dikelas matic murah yang penjualannya besar, dan keuntunganny kecil, perang harga justru melemahkan, karena mengambil profit ke produk-produk yang relatif sehat, misal pasar NVL, untuk pengembangan, riset dan development dan promosi kedepannya gimana?? bisa-bisa kayak sekarang buat event aja gak punya budget hehehe..

      yang kedua, perang harga itu berpihak kepada yang modalnya gede!! Y sama H yang punya modal lebih besar yang mana?? jadi kenapa masih harus bertempur pake cara yang gak mungkin dimenangkan.. Y sudah kehabisan amunisi, H baru isi lagi!!

      ketiga, perang harga malah membuat kanibal antara dealer sendiri, saling bunuh antara dealer besar dan kecil…

      yuk lanjut yang mau nambahin

      Like

      • siaanangke says:

        dengan adanya kebangkrutan, bisa jadi ada pemodal besar yang akan membeli perusahaan tersebut…… dan dengan nama besar perusahaan sebelumnya dapat menjadi awal kebangkitan kembali, meski dari nol.. cmiiw

        Like

  3. Yudakusuma says:

    wah analisis yang mantap inih… sering terjadi pula di dunia roda 4 🙂

    ==========
    Review Daihatsu Sirion Minor Change, ternyata banyak banget ubahannya….
    http://yudakusuma.com/2015/02/23/review-daihatsu-sirion-minor-change-model-lebih-agresif-nyaman-buat-sahabat-muda/

    Like

  4. DOHC LOYO says:

    #edited by admin karena menyerang personal#

    Like

  5. marga2roda says:

    orang beli motor karena emosi/ngebet pengen punya tapi uang tipis & buat kebutuhan yg lain ya pasti cari DP yg murah donk… kalo untung apa enggak.pasti untunglah… coba total tuh DP & angsuran.. pasti dapet minimum 20% dari harga cash.. itukan emang dapet talangan aja dari pihak leasing agar DP bisa turun…

    Like

    • mariodevan says:

      yg saya maksud emosi bukn sperti itu…. salah tangkap maksud sya, maksud sya emosi trhadap brand sebagai contoh saat membeli hape, dihadapkan pilihan hape evercoss dan samsung, secara harga lbh mahal samsung, scara spek lbh bgus evercoss, tpi kbnyakan org memilih samsung,…lbh krn faktor brandny…lalu logika mulai membenarkan emosi itu sperti, kalo dijual kembali brand samsung masih tinggi, layanan service center yang luas, padahal belum tentu kan seperti itu!!..itulah faktor emosi yg saya maksud

      selain subsidi dari leasing, subsidi dri dealer jg ada, yg tentunya ngurangi profit…..

      oh ya memangnya leasing ksih subsidi itu gratis gtu aja??ingat tidak ada makan siang gratis!hahahaha ada prosesnya dan ada deal2 tertentu


      pertanyaanny walau sudah sama2 ngebet…… harga sudah mirip2, kenapa beat msh g bisa terkejar sma Mio??

      all varian matic yamaha digabung msh g sampe separuhnya beat…..

      faktor emotionalny yang kurang, bisa lewat brand image, persepsi, konsumen behavior dll….
      dengan perang harga justru Y mengikuti permainan H

      intinya coba tanya perusahaan mana sih yang mau trjebak sma pertarungan perang harga??

      Like

      • bdt says:

        sony brand yg besar, di tv ato audio, harga pun relatif sama dgn samsung dan lg,

        tapi kenapa sekarang brand sony redup?

        apa faktor image smartphone samsung yg membawa dampak ke divisi laen?

        ato faktor inovasi? ato faktor budaya kerja jepang yg monotan?

        Like

        • mariodevan says:

          ini memang menarik untuk dikupas tuntas, klo bicara inovasi sony rasanya sangat inovatif coba liat xperia Z3, maupun bravia…. tpi inovasi saja gak cukup, membuat value product tentu berbeda dng membuat produk yg laku…. tidak slamanya produk dng value terbaik sukses dipasaran…

          inilah kejelian perusahaan korea atw china,.mreka g harus jdi yg terbaik, tpi harus jadi yang diinginkan konsumen…

          Like

      • aanam says:

        Kalo menurut saya om mario, just my opinion ya, cara pendekatan yamaha dalam hal ber iklan ataupun strategi nya lebih segmented, dan juga produk nya, semisal begini, orang yang cenderung dengan hal-hal yang berbau sporty ada di range usia 30 kebawah, misalnya. Nah, dengan ada nya segmentasi tersebut, rasa nya jika kita sudah berusia diatas itu maka, jika kita disodorkan sesuatu yang sudah diluar selera kita, nolak kan kita pastinya. Nah dalam kaitannya dengan Y, apa yang disodorkan Y selama ini tidak semua orang suka, dan pilihannya tidak banyak, karena hampir semua yang disodorkan ya mirip-mirip juga. Tema yang diangkat, kalau tidak sporty ya agressive, masak om – om usia 45 tahun mau sruntulan dijalan. akhirnya dengan segmentasi yang semacam ini, pergerakan atau range nya kurang leluasa, yang pada akhirnya berpengaruh sama jualan, itu baru 1 masalah om, diluar itu sebagai korporasi, rasanya lbanyak masalah yang tidak terungkap dipermukaan, (oot klo yg ini dibahas).

        Like

        • mariodevan says:

          yup itulah, makanya sya sarankan supaya Y kembali menelaah produknya masing2 dan diatur image yg cocook sesuai pergerakan trend market…..
          ada dua trik marketing menciptakan market, atau merebut market, kalo mau merebut market yang dengarkan kata market! itu saja

          jangan berfokus pada pricing, sehingga membuat Y trjebak perang harga

          Like

  6. fifauzi says:

    Menurutku Yamaha sudah melakukannya (meningkatkan emotional values), tetapi gagal dan tidak sebaik Honda dalam melakukannya

    Numpang jemuran ya om : https://fifauzi.wordpress.com/2015/02/22/ironi-honda-di-formula-one-2/

    Like

  7. macantua says:

    Dan setiap ane bahas model beginian pasti para FBY langsung.koar koar. Padhal daleman pabrikan itu so simple ga njlimet kya otak para FB. Dan bner. Kalau maen murah murahan yg modalnya gede pasti menang. Dan yamaha ga sadar sdikit demi sdikit melakukan kesalahan yang sama buat kedua kalinya. Jangan sampe Toyota bantu untuk kedua kali, karena setelah kedua kali ga akan ada yg namanya ketiga kali.

    Like

  8. topenk says:

    dna yamaha sekarang cuma ada di jup mx sama nvl, desain harmonis, value dan kencang (dgn mesin pas2an)… di metic entry level tidak ada itu semua, malah beat itu harusnya punya yamaha

    Like

  9. sa469 says:

    Faktor emosional ya?? Sepertinya DNA Y lebih kental di era 90an..
    Tanya nih bro…kalaupun sekarang masih ada yang loyal…apakah itu sisa2 dari era tsb?? Bagaimana 5-10 tahun lagi? IMHO H lebih bisa menyasar youth..
    Honestly…saya juga lebih suka produk Y di era 90an 😀 😀

    Like

    • mariodevan says:

      yup…
      puncaknya tapi ditahun 2000an, saat muncul Jupiter z,vega,mio dan Mx dilanjutkan oleh Vixion…

      disitu Y berhasil mengobrak-abrik sang pemimpin pasar yang lengah, puncakny ditahun 2009-2010, share Y berhasil memepet honda, tnpa harus susah payah banting harga! honda pun bereaksi dng merebranding totally produknya… dan berhasil merebut kembali pasarnya..

      konsumen loyal tentu ada apalagi segment sport msh sangat kuat, generasi youth pcinta nvl dan R15 cukup sukses disini, karena generasi youth jg terbagi keberbagai macam segment….

      bagaimana 5-10th lagi?? trgantung strategi yamaha, honda dan juga perkembangan market!

      Like

  10. Belum lengkap kalau tidak baca artikel lawas ini Mar.

    Minum Obat Batuk terus-terusan, bisa TEWAS!!!

    Like

    • mariodevan says:

      yup bener bgt da dikasih tau dri 3th lalu, lha kok ditahun ini malah parah minum obat batuk sama galon2nya…

      ckckxkxkckck

      Like

    • mariodevan says:

      mungkin pak wi bisa kasih sdikit komentar panjang jg gpp soal sakit tbc…. hehehe

      Like

      • Ya…kalau butuh dokter ya harus siap bayar…githu aja komentarku Mar.

        Saat ini saya ngenes dengan banyaknya orang yang dikit dikit bilang grand strategy tanpa mengenal maknanya yang begitu mendalam. Dikit dikit bilang Brand DNA tanpa memahami esensi yang sebenarnya. Sehingga presepsi yg tidak tepat makin menggulir ke masyarakat awam. Dengan penangkapan yang pas pas an akhirnya berujung salah kaprah.

        Bahkan istilah yg begitu mendalam seperti brand DNA seenaknya dipakai dalam bahasa iklan. Sudah makin lengkap kesalahkaprahan esensi brand DNA yg sebenarnya gara gara agency yg kurang paham makna dan esensi, sembarangan pakai kata tersebut dalam iklan biar kelihatan agency yg pintar dan keren. Lebih parah lagi orang marketing yg bisa acc iklan tersebut. Ampun…

        Like

  11. Mase says:

    saya nyimak saja, nggak bakat kalo suruh serius kaya gini

    Like

  12. nduk says:

    Dari kacamata orang awam , y tidak berani head to head soal kubikasi ,dari djaman supra : 100cc vs 115,125 vs 135 sekarang 110 dilawan 125 ,ada apa dg mesin y ?

    Like

  13. sa469 says:

    NMAX terindikasi masuk perang harga gak bro ?

    Like

    • mariodevan says:

      rasanya tidak, selama Nmax dijual dengan harganya, kalo sudah ada diskon diatas kewajaran, baru bisa dilihat itu adalah perang harga…

      Like

      • Numpang lewat says:

        Pak MT eh…mario, saya mo tanya neh… setelah baca tautan dari pak wi, timbul pertanyaan apakah kebijakan suatu produk atw marketing yang akhirnya melahirkan grand strategy itu murni otoritas si ‘Ibu’ atw si ‘anak2′ atw gabungan keduanya tergantung masukan dari si’anak’ pada masing2 lokasi? Karena pada tautan trsebut banyak yang mempermasalahkan kesalahan Y pada grand strategy tersebut.. jika dari si ibu, maka bisa disimpulkan si anaknyalah yg bermasalah tidak bisa mengemban amanah dari siibu untuk mensukseskan grand strategy trsebut dgn otoritas yg dimiliki… tp jika keduanya, kesalahan bisa jadi ada pada salah satu pihak… bisa jadi, masukan si anak yg tidak sesuai dengan kondisi real atw si ibu yang menyikapi masukan anak yang kurang tepat sasaran? Satu lagi, ini peperangan antara dua keluarga kaya dan keluarga miskin atw lebih mengerucut pada anak kaya dan anak miskin di iindo? Oot neh pak mario… karena kadang2 membahasnya lebih keindo kadang2 malah membahas si ‘ibu’…hehehehe mohon pencerahannya…

        Like

        • mariodevan says:

          sebenarnya gak ada namanya ibu maupun anak… karena secara de facto, pembuat kebijakan di Y indo juga orang-orang dari Y jepun
          jadi saya tidak bisa gunakan analogi ibu dan anak disini…

          tapi memang ada team yang bergerak disitu, ada dari bagian R&D, team marketing, dealer dan area, yang harus memberikan report dan laporan ke para pembuat kebijakan…
          masalahny ada sistem manajemen yang salah disini, orientasi pemberian reward hanya jangka pendek, sehingga report yang diberikan harus digoreng dulu agar “bapak” senang… shingga problem-problem yang harusnya muncul dipermukaan seolah ditutupi…

          satu lagi yang madev rasakan di lapangan para orang jepang itu sangat meremehkan orang indo, bagi mereka kaum mereka itu kaum yang superior, orang indo gak tau apa-apa, baik di dunia otomotif, maupun dunia kontraktor yang madev geluti saat ini, jadi mungkin saja masukan dari team tidak diindahkan oleh para pembuat kebijakan ini!bisaa dilihat dari lambatnya pergantian Mio karbu, lalu didowgradenya Jupiter Z dan Vega ZR, agar mendapatkan profit lebih… tidak heran perusahaan jepang mengalami kemunduran yang cukup besar, mulai kerasa di industri elektroniknya yang babak belur

          berbeda dengan H, orang-orang Astra mempunyai power yang sama dengan H

          IMHO

          Like

  14. Numpang lewat says:

    Klo menurut kacamata orang awam seperti saya, sejak kelahiran jupi dan mio, Y seperti lengah akan counterback dari H… jupi dapet major facelift tapi justru blunder dengan desain dan performa yang justru menurun… begitupun mio, dapet refreshing dengan desain yg lagi2 bukan dna Y… semuanya serba terlambat dlm antisipasi… sedang H sangat jeli akan kelengahan itu, dengan desain blade dan revo series yg terbilang cukup bagus belum lagi penambahan valuenya yg sangat mengena kekonsumen… saya melihat ada masalah dengan r n d Y dalam segmen cub dan metiknya.. dalam kurun waktu bertahun2 tp seperti tidak bisa melihat kekurangan produk dan keinginan pasar… kejadian yg berlarut2 tanpa adanya upaya pembenahan pada akhirnya menimbulkan efek panik dan salah dlm mengambil keputusan… Mumpung sport masih digenggaman harusnya Y bisa fokus untuk mengembalikan dna nya pada produk yang sedang kritis saat ini.. ini diperlukan tim yang bener2 capable dlm meriset dan meraba perkembangan market kedepan… jika saat ini kalah satu langkah, maka untuk menang harus melangkah 2-3 step kedepan agar bisa paling tidak sama syukur2 bisa melewati… IMHO..

    Like

  15. hadi says:

    Bakteri dlm paru2 penyebb TBC nya adl IMAGE irit, kencang, awet d mesin dn body (eye catching too)….itu inti image yg hrs d urus ol Yamaha sini….pake ciproprocacyn ojo obt batuk toko obt pinggiran….hahahaha

    Like

  16. Numpang lewat says:

    Nah….balik lagi yang jadi pertanyaan, kenapa Y disegment sport kok bisa sebegitu peka dan responnya bagus terhadap pasar ya? kenapa di bebek dan metik seperti stuck dan menemui jalan buntu? apakah divisi sport dan divisi bebek dan metik terpisah ya secara tim, mulai dari R&D nya, marketing nya? Kalo ya, mungkin pembenahan Y harus dimulai dari dalam dulu brarti.. menata SDM yang memang kompeten, baru menyusun strategi baru…IMHO karena menurut saya, semua strategi yang dikemukakan bro madev, pak wi dan lain sebagainya adalah buah dari hasil kerja tim yang solid.. lha sementara timnya sendiri masih kacau, gimana mo menciptakan strategi2 jitu, yang ada malah selalu terkesan asal2an, tanpa arah dan ujung2nya konyol seperti yang terjadi sekarang ini… Klo kondisi ini tidak disikapi dengan bijak oleh Y, maka bukan tidak mungkin segmen bebek dan metik Y hanya akan jadi histori dimasyarakat pada waktu kedepan yang relatif singkat… IMHO

    Like

    • mariodevan says:

      sebenarnya divisi sport gak peka-peka amat…
      ini dikarenakan kompetitor belum secara full power menyerang di segment sport, bergerak perlahan dengan menyerang image mesin lewat DOHC vs SOHC, memagari NVL dengan produk yang memiliki stoping power, sehingga kalo dilihat datanya kan Yamaha ini hanya mengadalkan NVL, sedangkan H cukup merata penjualanny, setelah pasar sudah matang, dan sumber daya sudah siap baru tembak secara head to head… hampir mirip seperti saat Beat mengovertake Yamaha Mio…

      NVL imagenya masih cukup kuat, untuk itulah sampe sekarang masih mampu bertahan, jadi bukan karena Y-nya yang pinter… kalo lihat promosi NVL kan nyaris gak ada, komunitasnya gak diurus (malah over sibuk dengan R-series), iklanny nyaris gak terdengar, sedikit-demi sdikit secara image pasti tergerus dengan sport Honda…

      rasanya sudah banyak dibahas di artikel sebelum-sebelum ini…

      Like

  17. ane sebagai pengguna nvl was”,keknya segmen sport kalau gak ada perubhan ama inovasi bkal direbut sama honda.contoh Okelah NVL ama CBSF mungkin si nvl masih tokcer bejaban.tapi lihat kalau CBR150r ama R15? walaupun ane FBY.haha.ane akan tetep pilih cbr150r kenapa? karna menurut ane cbr150 adalah paket yg LUMAYAN untuk sport fairing 150cc.

    gmana kalau ente kerja di yamaha aja om dev? analisa ente bener” mak jleb.haha

    Like

  18. Thantanoz says:

    Y itu.. Diminta benerin suspensi ama gedein ban mio aja uda 3 taun ga beres2.. Belum lagi velg yang gampang benjol.. Kalo H lebih responsif kalo ada kekurangan pada produk segera dibereskan..

    Like

  19. Pingback: Kick Back balasan dari Honda, masih mau tetep perang harga?? | mario devan Blog's

Coment gratis :D